Bulan September lalu, saya menonton Film KAKA BOSS. Film ini menceritakan tentang usaha seorang ayah demi membahagiakan dan membanggakan putrinya. Kaka Boss adalah pemilik agensi keamanan (bodyguard). Namun, dimata putrinya -Angel- pekerjaan Kaka Boss tidak ada kerennya sama sekali. Tidak bisa dibanggakan di depan teman-teman sekolahnya. Justru Angel malu karena menganggap ayahnya tak ada bedanya dengan seorang preman yang pekerjaannya berhubungan dengan kekerasan.
Demi membuktikan kasih sayangnya pada Angel, Kaka Boss memutuskan untuk mencoba menjadi penyanyi (impian masa kecilnya) yang bisa dibanggakan. Masalahnya, suara Kaka Boss amat sangat payah. Ditambah, anak buahnya dan juga produser rekaman tidak ada yang berani mengatakan kebenarannya.
Setelah melewati berbagai konflik yang panjang, Kaka Boss berhasil menyanyikan lagu rap (tidak perlu suara yang bagus. Haha...) di acara sekolah Angel. Penampilan tulus dari ayahnya berhasil membuat Angel menyadari bahwa keluarga itu harus saling mendukung dan menyayangi, saling menerima kelebihan kekurangan, serta percaya bahwa ayahnya mempunyai pekerjaan yang baik.
"Ayah selalu mencintai tanpa syarat. Ayah selalu berusaha menjadi cinta pertama anak perempuannya..."
Ah, hangat sekali...
RAPIJALI dibagi dalam 3 buku:
1. MENCARI
Kisah berawal dari Yuda, seorang kakek yang membesarkan cucunya, Ping, seorang diri. Ping memiliki bakat musik yang besar, diturunkan dari Yuda. Namun, Yuda sakit keras dan umurnya tidak akan lama lagi. Demi masa depan Ping, Yuda dengan berat hati menemui Guntur, ayah kandung Ping. Seorang ayah yang tidak pernah tahu bahwa ia memiliki putri.
Sepeninggal Yuda, Ping yang telah hidup nyaman di desa, tiba-tiba harus pindah ke Jakarta. Meninggalkan tempat kelahirannya, termasuk sahabatnya dari kecil, Oding.
Ping masuk ke dalam keluarga Guntur dengan status anak asuh. Tanpa mengetahui bahwa Guntur ayah kandungnya. Ping harus bekerja keras untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya, dengan sikap tak bersahabat Sarlita dan Ardi -istri dan anak Guntur- serta menghadapi teman-teman baru di sekolah Pradipa Bangsa (PB).
Beruntung Ping berkenalan dengan Inggil, teman sebangkunya yang baik. Bersama teman-teman lain, mereka membentuk band RAPIJALI (Rakai, Ping, Jemi, Andre/Buto, Lodeh, Inggil) untuk mengikuti kompetisi Band Idola Indonesia.
2. MENJADI
Di tengah kompetisi, Ping mengetahui fakta bahwa Guntur ayah kandungnya. Rahasia ini dibocorkan oleh Ardi kepada lawan politik Guntur. Skandal besar ini mengacaukan Ping, merusak kepercayaanya yang mulai terbangun pada Guntur. Ping yang marah, kecewa, dan sedih sempat pulang ke desanya, Batu karas.
Oding menjadi kawannya yang setia menemani saat Ping menangis bahkan mengamuk di rumah dan makam kakeknya. Oding pula yang pada akhirnya mengantarkan Ping kembali ke Jakarta untuk mengejar mimpinya bermain musik bersama RAPIJALI dan berhasil menjadi juara favorit Band Idola Indonesia.
Layaknya remaja pada umumnya, konflik asmara tak terelakkan dalam hidup Ping. Rakai menjadi sosok yang dipilih Ping karena kesamaan dalam bermusik, dibandingkan Oding.
Disisi lain, Jemi ternyata menyukai Rakai sejak lama. Namun, dia sadar siapa yang disukai Rakai. Untuk mengobati rasa sakit hatinya, Jemi memutuskan pergi kuliah ke Boston, Amerika Serikat.
Semenjak rahasia Guntur terkuak, Ping memilih tinggal sendiri. Kos di Gang Bahari, dekat rumah Inggil. Ping mengejar beasiswa untuk bisa masuk kampus Bakti Sancaya, jurusan musik. Selain kuliah, Ping juga kerja paruh waktu sebagai penyanyi hotel bersama Ira, guru musiknya yang juga ibu Rakai.
Di hotel, Ping bertemu dengan Pedro yang pernah menjadi juri Band Idola Indonesia. Pedro lah yang menuntun Ping menuju pintu gerbang ke dunia yang baru. Mendorong Ping untuk membagikan permainan musik, suara, dan ceritanya. Sebagai penyanyi solo.
3. KEMBALI
Buku ketiga menceritakan kehidupan yang telah berjalan 8 tahun kemudian.
Ping yang sudah menjelma menjadi penyanyi terkenal, mulai merasakan kejenuhan. Lebih parah, panggung yang dulu sangat ia impikan berubah menjadi tempat yang menakutkan. Bayangan kelam masa lalu membayangi setiap penampilannya. Rapuh yang ia rasakan. Puncaknya ia sempat pingsan saat tampil di acara besar.
Beban psikologis yang membelenggu tidak bisa ia lepaskan. Teman-teman RAPIJALI yang pernah menjadi rumah barunya sudah menjauh. Begitu pun Oding yang ia lepaskan saat itu. Karena tidak ada tempat mencurahkan perasaan, Ping disarankan berkonsultasi ke psikolog oleh Pedro.
Di depan Edi, psikolog, Ping perlahan mulai bercerita satu demi satu hal yang menghimpit dadanya. Kesepian, rasa bersalah, kehilangan, hingga beban penerimaan yang belum lepas ia lakukan. Bukan hal yang mudah bagi Ping untuk membuka diri pada Edi. Di tengah sesi, Ping bahkan merasa Edi terlalu mendesaknya hingga ia melarikan diri. Menjauh dari segala hiruk pikuk keramaian. Menuju Lombok.
Siapa sangka perjalanan itu justru menemukannya dengan Oding. Tetapi, semuanya tak lagi sama. Ping merasa Oding berubah. Bahkan Ping merasa asing di hadapan sahabatnya itu. Ditambah kemunculan orang-orang baru di sekitar Oding.
Namun berkat satu kejadian yang menimpa mereka di pulau terpencil, PODING kembali. Ping dan Oding. Tak ada lagi rasa canggung di antara mereka. Ping dengan bebas menangis di hadapan Oding mencurahkan segala perasaannya.
Disisi lain kehidupan satu persatu personel RAPIJALI diceritakan.
Setelah RAPIJALI bubar, Rakai bekerja di sebuah perusahaan investasi bersama Inggil. Rakai juga menekuni olahraga trilomba. Hubungan Rakai dengan Ping telah kandas, menyisakan rasa sakit hati yang panjang hingga mereka lama tak saling kontak. Rakai juga berkonflik dengan Ira akibat kemunculan kembali Don, ayahnya. Sosok yang sangat Rakai harapkan kemunculannya, justru menimbulkan masalah baru dalam hidupnya.
Inggil yang sudah mandiri secara ekonomi pun ingin lepas dari bayang-bayang Gang Bahari. Inggil berusaha keras membujuk ayahnya untuk pindah ke tempat yang lebih baik. Namun, ayahnya menolak karena sudah merasa nyaman di sana. Enggan meninggalkan pekerjaan jahit dan para pelanggannya selalu menjadi alasannya.
Buto telah menjadi seorang pengacara muda. Buto mungkin satu-satunya personel yang tidak mempunyai masalah besar dalam hidupnya. Karena itu Buto lah yang akan menjadi jembatan pemersatu teman-temannya. Seseorang yang selalu hadir dan memberi dukungan luar biasa bagi personel RAPIJALI lainnya.
Jemi dipaksa pulang oleh ayahnya untuk meneruskan perusahaan keluarga. Jemi awalnya enggan harus kembali terbelenggu dalam keluarganya. Jemi ingin hidup sederhana, menjadi dirinya sendiri secara bebas.
Lodeh yang sudah tidak bernyanyi lagi, terjerumus dalam obat-obatan terlarang. Hidupnya kacau. Keluarganya pun terancam.
Reuni PB mempertemukan mereka kembali, kecuali Ping. RAPIJALI rupanya masih dielu-elukan oleh siswa, alumni, serta Pak Musa (kepala sekolah). Tidak ada pembicaraan diantara mereka untuk aktif nge-band lagi. Tampil di reuni selesai. Titik.
Hingga timbul masalah. RAPIJALI rupanya masih punya kontrak dengan stasiun televisi yang menayangkan Band Idola Indonesia. Mereka ada hutang satu penampilan lagi di musim penutup dan harus menyanyikan lagu baru.
Inggil yang merasa bersalah karena tidak membaca kontrak dengan teliti (dulu), bersama Buto berusaha membujuk teman-temannya. Tak masalah tampil dengan personel seadanya. Tanpa Ping.
Persiapan dadakan mereka lalukan. Berlatih di studio kecil di sela-sela kesibukan. Suatu hari mereka harus menyaksikan Lodeh ditangkap polisi. Beruntung Lodeh hanya ditetapkan sebagai saksi. Tetapi Buto marah besar. Dia tidak mau Lodeh ikut tampil, karena takut pemberitaan media yang bisa saja merusak nama baik firma hukum keluarganya.
Tanpa penyanyi utama, RAPIJALI tentu akan sangat kurang. Diam-diam Inggil menghubungi Ping. Menceritakan masalah dan memintanya menjadi vokalis. Ping tidak keberatan. Tetapi bagaimana dengan Rakai?
Pada awalnya Rakai tentu saja menolak mentah-mentah. Tetapi, saat tiba-tiba Ira kolaps, bahkan sempat koma, Rakai mulai berfikir. Rasa takut kehilangan saat masih menyimpan kebencian dan amarah membuat hatinya perlahan terbuka. Penerimaan. Rakai memaafkan Ira dan menerima kehadiran orang baru di samping ibunya. Rakai juga datang ke tempat Ping. Rekonsiliasi. Berdua mereka menciptakan sebuah lagu baru yang nantinya akan menjadi kejutan bagi personel lainnya.
Satu masalah terselesaikan, Ping masih punya PR lain yang menunggu. Kehadiran tiba-tiba Ardi mengoyak luka hatinya lagi. Ardi ingin berdamai. Ingin merajut persaudaraan dengan Ping. Bagaimanapun juga mereka masih satu ayah. Bahkan mengajak Ping untuk tinggal kembali di rumah Guntur.
Di tengah proses mempertimbangkan tawaran Ardi, Ping mendapat kabar buruk. Lilo, teman Oding, mengabari bahwa Oding hilang ditelan ombak saat berselancar di Sungai Kampar. Bergegas Ping menuju Riau ditemani Ardi yang menelepon disaat Ping kalut. Seolah ikatan batin.
Sesampainya disana Ping segera ikut rombongan kru penyelamat untuk menyusuri sungai. Hingga senja tak ada hasil bahkan petunjuk sekecil apapun. Tak ingin menyerah, Ping memohon untuk kembali sekali lagi menyusuri sungai. Ping tidak mau usaha itu hanya untuk menemukan mayat jika berlanjut esok hari. Ping berusaha menggunakan indra pendengarannya yang sensitif untuk menemukan Oding. Di tengah suasana langit yang mulai menggelap, samar-samar Ping mendengar semacam siulan. Warga setempat percaya pada siulan Bunian. Tetapi tidak semua orang bisa mendengarnya. Apakah Ping salah satu yang terpilih?
Ping mengarahkan sopir perahu menuju arah suara yang ia dengar. Disanalah dibalik tumpukan semak kayu, tubuh Oding mengapung di sebuah parit kecil. Gegas Ardi dan seorang kru lompat ke dalam sungai untuk menarik tubuh Oding. Ajaib, Oding masih hidup meskipun kedinginan dan tubuhnya luka-luka. (Nangis lega banget pas baca bagian ini)
Selesai penyelamatan Oding, Ping kembali ke Jakarta. Menguatkan hati untuk datang ke rumah Guntur. Sebuah kejutan besar yang membuat Guntur tak kuasa menahan haru. Kehangatan pelukan sang ayah berhasil meluluhkan sesak hati Ping. Mengisi kekosongan jiwa. Menyembuhkan trauma. Inilah hidup yang ia cari selama ini. Kembali. Lengkap.
Cerita diakhiri dengan pentas RAPIJALI di kampung halaman Ping, Batu Karas. Bersama orang-orang terdekatnya Ping kembali tampil apa adanya. Tanpa topeng tekanan. Bahagia.
"Selama diberi kesempatan, cinta dapat tumbuh segar dari tanah paling tua dan paling terluka sekalipun"
![]() |
Foto: dok.pribadi (chel) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar