![]() |
Foto: dok. pribadi |
Dear bapak tersayang,
Hari ini, 28 April 2015. Genap sudah usiamu yang ke-57. Tak ada kata yang dapat mewakili pertama kali, selain ucapan syukur Alhamdulillah pada yang Maha Cinta, Allah SWT. Alhamdulillah, atas keberkahan umur yang diberikan padamu, atas kesehatan yang dilimpahkan kepadamu, serta semua hal baik yang senantiasa mengiringi perjalanmu...
Bapak, lelaki pertama yang kucintai,
Terima kasih banyak atas segala hal yang telah engkau ajarkan kepadaku. Terima kasih atas nilai-nilai luhur yang kau tanamkan kepadaku. Terima
kasih atas segala ilmu kehidupan yang kau ajarkan. Terima kasih atas nasehat super berharga yang engkau berikan. Terima kasih atas bimbingan, cinta, kasih, perhatian sempurna yang engkau limpahkan pada kami. Terima kasih atas kesabaran dan penjagaanmu yang luar biasa. Terima kasih, terima kasih, terima kasih, sudah menjadi bapak terbaik bagi kami.
Bapak, tak akan pernah kulupa setiap saat bersamamu. Bapak orang pertama yang mendukung aku untuk berhijab. Bapak orang yang sibuk kesana kemari menemaniku membeli kain untuk rok seragam (jatah dari sekolah kurang). Yang selalu mengingatkan aku, "Dek, bajunya. Udah berjilbab lho.."
Masih lekat diingatan, bagaimana usahaku untuk selalu menjaga rangking di sekolah. Agar engkau selalu dipanggil ke depan untuk menerima penghargaan. Hingga aku berhasil lulus cumlaude dan meraih gelar S.Ikom. Kebanggaanmu yang merupakan hadiah kecil yang bisa kuberikan.
Bapak yang selalu siap sedia mengantar dan menjemputku di sela-sela kesibukanmu. Menjemputku saat harus pulang malam saat kuliah. Aku tidak pernah merasa malu di depan teman-temanku. Justru rasa bangga karena mempunyai bapak yang sedemikian melindungi dan memperhatikan putri satu-satunya ini. Teman-teman yang pada awalnya mengejek "udah kuliah masih dijemput ortu", lambat laun juga ikut menjaga dan menungguku hingga engkau datang.
Bapak mengajarkanku untuk selalu disiplin dalam segala hal. Ibadah, belajar, dan bekerja. Masih teringat jelas bagaimana teman-temanku yang mengajakku pergi keluar, kalang kabut saat melihat jam telah menunjukkan 20.00 WIB (jam malam yang diberikan bapak padaku). Mereka bahkan sampai harus ngebut membawa kendaraannya demi mengantarkanku pulang tepat waktu (padahal akunya mah santai aja). Hahaha...
Hanya dengan melihatmu, engkau telah memberikanku keyakinan dan kepercayaan diri untuk menjadi manusia yang selalu memiliki harapan. Mencontohkanku agar selalu dapat berguna tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga kepada orang lain.Tak pernah berhenti bekerja keras dan berkarya, yang sampai detik ini terus menjadi panutan dan inspirasiku.
Bapak, aku memang bukan putri yang sempurna, tapi aku selalu berusaha menjadi yang terbaik bagimu. Tak terhitung, butir airmata yang engkau teteskan saat engkau merasa kecewa padaku (walaupun tak pernah kau tampakkan di depanku, aku tahu dan merasa). Aku ingat saat bersimpuh di pangkuanmu kala mengatakan akan berhenti kerja. Aku tahu engkau kecewa, tapi engkau tetap membesarkan hatiku. Engkau telah membuktikan bahwa kesabaranmu tanpa ujung.
Bapak, waliku, tameng terakhir saat menolak khitbah...
Maafkan aku yang belum bisa memenuhi keinginanmu untuk menjalankan sunnah rosul. Engkaulah yang paling mengetahui alasanku. Engkau paling mengerti isi hati dan keinginanku. Aku tak ingin membuatmu kecewa karena pilihanku. Aku hanya berhati-hati dalam memilih calon menantu yang terbaik buatmu. Yang membuatmu merasa yakin dan tepat untuk menyerahkanku padanya. Untuk melanjutkan membimbingku dan bersama-sama meraih ridho Ilahi.
Bapak tersayang, di hari bahagiamu ini aku hanya bisa bersyukur sedalam-dalamnya pada Allah SWT, karena telah memberikanku bapak yang terbaik dan terhebat buatku hingga detik ini. Engkau akan selalu ada di bagian hatiku yang teristimewa. Engkau mungkin tak menyadarinya, tapi aku dapat berdiri di titik hidupku sekarang ini karena peranmu, bapak...
Selalu mencintaimu,
Selvi, Your Little Girl Always :) :) :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar