Sabtu, 26 September 2015

SAY HELLO TO 25



Foto: www.iconshut.com


Alhamdulillah, hari ini tepat seperempat abad usia saya. 25. Sebuah usia yang menurut saya tepat untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik. Dari segi spiritual, psikologis, dan sosial. Usia dimana rasa syukur pada Allah harus selalu dirapalkan karena telah memberi kesempatan mencapai usia 25 tahun. Tak terasa setahun lalu telah terlewati. Tahun ke-24 yang saya jalani dengan berbagai kisah.

1.      Bali

Setelah beberapa tahun silam, akhir tahun 2014 menjadi kunjungan kedua saya ke pulau Dewata. Bersama mama tersayang dan adik sepupu, Tika, kami bergabung dalam rombongan perjalanan. Selama tiga hari, kami mengunjungi beberapa tempat eksotis di Bali. Tepat tanggal 22 Desember 2014, kami merayakan hari ibu dengan makan malam romantis di tepi pantai Jimbaran. Momen yang menyenangkan dan tak terlupakan.

2.    Berbagi Ilmu

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain. Agaknya idiom ini yang membuat saya berani maju untuk berbagi ilmu yang saya punya. Lebih tepat, saya menyebutnya belajar bersama karena jujur masih ada banyak hal yang tidak saya ketahui atau bahkan melupakannya. Adik-adik baru saya inilah yang mengajarkan saya berbagai makna hidup. Senang, sedih, kecewa, tangis, putus asa, kelabilan emosi, hingga semangat yang meletup-letup pada diri mereka, telah berhasil mewarnai kehidupan saya. Kehidupan yang acapkali naik turun macam jet coaster di wahana bermain. Terima kasih Mel, San, Ning, Nik, Van, Ay, Fa, dan Dha. I love you, kids! I like your spirit and keep laughs!!

3.      Menulis dan ngeblog

Menulis telah menjadi jiwa, bagian tak terpisahkan dalam diri yang introvert ini. Menulis adalah sarana untuk mengungkapkan isi hati, yang tak pernah sanggup kubagi pada seseorang. Menulis telah mengaktifkan kerjasama otak, hati dan tanganku menjadi sebuah karya. Menulis tak pernah membuatku merasa lelah, justru menjadi penyemangat dan kekuatan  di saat lemah. Menulis mengajarakanku tentang berbagi rasa, berbagi dunia, hingga berbagi suka duka.

Tak pernah saya merasa hebat dengan tulisanku, justru membuatku semakin rendah diri. Betapa banyak hal di dunia ini yang telah diciptakan Allah dalam rangka mengiringi umat-Nya menjalani kehidupan. Betapa ribuan , jutaan, bahkan milyaran atau triliyunan kata yang ada sanggup mewakili kebesaran-Nya. Itulah yang semakin mendorong saya untuk selalu mensyukuri nikmat kemudahan dalam merangkai kata. Menyusunnya menjadi satu kalimat, paragraf, dan halaman dalam sebuah tulisan.

Tahun ini, menginjak 7 tahun keaktifanku di dunia blogger. Bukan, saya   bukan blogger yang sangat aktif, bukan pemilik laman yang tulisannya baik dan menginspirasi, bukan pula blogger yang memiliki pengikut massa. Blog saya fungsikan semacam rumah, wadah menampung segala uneg-uneg aneh, gila, dan ajaib yang tiba-tiba melintas di kepala.

Usia 24, merupakan titik balik saya untuk mengaktifkan kembali blog yang telah usang. Membulatkan tekad untuk selalu menulis, minimal sebulan sekali. Entah ada yang membaca maupun tidak. Saya mencoba mengabaikannya. Begitulah.

4.    Patah Hati

      Di usia 24 tahun saya merasakan patah hati karena mencintai seseorang secara diam-diam. Sakit memang. Namun saya belajar sesuatu. Cinta itu melepaskan dan ikhlas menerima. Cinta tidak hanya membahagiakan, tetapi harus siap kecewa dan kehilangan.

Sampai saat ini seseorang itu tidak pernah tahu kalau saya menyukainya. Saya menyukai semangat yang ditularkannya, perhatiannya, kesederhanaannya, kedewasaannya, juga penjagaannya. Kebersamaan dalam meniti kesempurnaan akhlak dan iman, serta penyampaian cita-cita yang idealis dalam menjemput ilmu. Dia tak pernah tahu, kalau itu membuat saya jatuh cinta diam-diam. Cinta yang tak terkatakan. Begitulah. Sebuah rasa yang berawal diam-diam dan diakhiri dengan diam-diam pula, membuat kami menjauh dalam jarak yang ikut menjauh.

5.        Surat Cinta Untuk Bapak

Untuk pertama kalinya, di usia ke-24, saya memberanikan diri mencurahkan segala isi hati pada bapak tersayang melalui sepucuk surat di hari ulang tahunnya. Lewat rangkaian kata yang amburadul, saya sukses membuat bapak meneteskan air mata haru, begitu pun mama yang ikut membaca. Tak terkira segala rasa hormat, kasih sayang, penghargaan, dan inspirasi pada sang juara satu seluruh dunia, Bapak Tersayang :) :)

6.      Family Time

Tiba-tiba terbesit keinginan dan timbul keharusan untuk selalu menghabiskan waktu dengan keluarga. Sholat bersama, berdoa bersama, makan bersama, bebersih rumah bersama, liburan bersama, hingga menjalin kembali silaturahim dengan keluarga jauh. Kesadaran ini timbul karena waktu yang kita miliki tak akan pernah lama dan pasti berujung. Tak hanya masalah umur yang merupakan hak Allah. Tetapi mungkin pula karena keadaan yang pasti akan berubah dan memiliki batasan. Menikah salah satunya. Sebelum membina keluarga sendiri, saya ingin sekali memaksimalkan waktu untuk keluarga.

7.        Hijrah Hijab

Telah saya tempuh satu dasawarsa hijrah hijab. Waktu begitu cepat berlalu demi memenuhi kewajiban menutup aurat. Mendekatkan diri pada Sang Pencipta, memperbaiki akhlak yang jelas tak akan pernah sempurna. Satu janjiku takkan pernah berpaling dari-Nya, InsyaAllah.

8.      Menikmati Hobi

Tidak ada salahnya jika kita juga meluangkan waktu sendiri. Memiliki hobi menjadi salah satu hal yang menyenangkan. Hobi membuat kita bisa sejenak melepas kepenatan dari rutinitas.
Membaca buku, menonton film, hingga olahraga menjadi hiburan saya di usia 24. Frekuensinya menjadi lebih banyak dari sebelumnya. Meminjam bertumpuk buku, memburu buku-buku baru yang menjadi favorit, membuat review buku dan film, menyambangi bioskop demi melihat perkembangan film Indonesia yang luar biasa, menjadi agenda tersendiri.
Setiap hari libur, saya memanfaatkan waktu untuk berlari dan bermain badminton bersama kakak dan adik-adik kecil saya. Menyenangkan sekali dapat menghirup udara segar dan menikmati matahari subuh menyambut pagi yang indah.

Kini, 24 telah berganti menjadi 25. Meninggalkan yang lalu, menyambut yang baru. Dunia dan dirimu... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar