Hujan,
Apa kabarmu? Rinai yang selalu kurindukan dan membawa sejuta kenangan. Inikah masanya engkau menyapa? Sudah tenang dan nyamankah engkau membasahi bumi yang kering berbulan lalu? Terima kasih masih sudi datang menyelamatkan hidup makhluk-makhluk yang penuh dosa ini.
Apa kabarmu? Rinai yang selalu kurindukan dan membawa sejuta kenangan. Inikah masanya engkau menyapa? Sudah tenang dan nyamankah engkau membasahi bumi yang kering berbulan lalu? Terima kasih masih sudi datang menyelamatkan hidup makhluk-makhluk yang penuh dosa ini.
Hujan,
Tahukah engkau, riangnya hatiku
saat mencium bau tanah yang terkena siramanmu? Segar, basah, dan menghapus
butiran-butiran debu itu. Terima kasih masih mengijinkan aku memandangimu dari
balik jendela kamarku.
Hujan,
Bersamamu, kenangan perjalanan
hidup seolah berputar kembali. Bak film, adegan saat-saat remaja itu tumbuh subur laksana jamur di musim hujan. Saat pertama mengenal cinta, indahnya menjalin
persahabatan, hingga lika-likunya yang membuatku tumbuh dewasa. Engkau menjadi
saksi tatapan pertemuan pertama itu. Terima kasih telah sudi membuka memori
yang mulai terkubur di sudut otakku.
Hujan,
Tawa dan canda masa kecil,
bermain menikmati aliran derasmu mengguyur tubuh. Membangkitkan semangatku
kembali yang sempat terkoyak melihat perubahan jaman. Terima kasih telah
menumbuhkan tunas-tunas harapan baru.
Hujan,
Betapa aku suka padamu, pada setiap tetesan yang memantul di jalan, menggenang di tanah, mengembun basah di rerumputan hingga di jendela kaca kamarku. Engkau telah membuat lantai dan dinding kamarku menjadi semakin dingin untuk disandari. Layaknya tubuh itu yang siap melemparku dalam kesedihan mendalam. Pelan-pelan dan diam-diam. Terima kasih masih memberi rasa dan kesempatan.
Betapa aku suka padamu, pada setiap tetesan yang memantul di jalan, menggenang di tanah, mengembun basah di rerumputan hingga di jendela kaca kamarku. Engkau telah membuat lantai dan dinding kamarku menjadi semakin dingin untuk disandari. Layaknya tubuh itu yang siap melemparku dalam kesedihan mendalam. Pelan-pelan dan diam-diam. Terima kasih masih memberi rasa dan kesempatan.
Hujan,
Terima kasih untuk rasa sayang,
kesabaran, dan kekuatanmu untuk berdampingan dengan guntur, guruh dan sambaran
kilat yang saling bersahutan memekakkan telinga. Membangunkan raga yang tidur,
meluruhkan hati yang keras, dan mengisi
relung-relung jiwa yang sepi. Akankah tetap setia?
Hujan,
Engkau senantiasa membuatku
selalu ingin bersujud pada yang Maha Kuasa. Menguntai doa yang terjalin hingga
ke Arsy-Nya. Menggetarkan langit-Nya agar segera menurunkan cinta pada
hati-hati yang sendiri. Bercengkerama hangat mengucap syukur dalam helaan nafas
yang semakin terengah-engah.
“Allohumma shoyyiban naafi’an”
(Ya Allah, turunkanlah pada kami
hujan yang bermanfaat)
Selamat datang hujan,,,,
Hujan Awal Desember 2015 (Chel)
Lanjutan Vi :)
BalasHapusHujan memberikan kehidupan baru bagi tanaman untuk tumbuh subur dan berkembang.
haha betul itu,,
Hapusmakasih udah baca.