![]() |
Pict: rd.com |
Tepat 10 hari sejak kabar itu kudengar. Sejenak tak percaya, lalu hening. Namun, sedetik kemudian aku tertawa ikut larut dalam kabar bahagia. Sejujurnya hanya aku dan Tuhan yang tahu rasa dalam hati...
Aku ikut berkabar pada yang lain. Bahagia terpancar pada wajah putihnya. Aku masuk kamarku. Tanganku perlahan menulis dalam diari berwarna hitam kesayangan.
Tak kuasa tetes airmata mengalir. Makin deras di balik bantal. Aku kuat...aku kuat...aku kuat...
Ah, rasa. Kau begitu sempurna membolak-balikkan hati. Rasa sakit yang seketika menghancur-lebur. Tiba-tiba kembali dengan rasa semangat karena harapan terpetik. Terlintas begitu saja.
Aku mencoba mencari. Mencoba dalam radius zonasimu. Mencoba memahami dan beradaptasi. Keyakinan dan bimbang menyeruak. Akankah terwujud bahagia? Rasa itu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar