![]() |
Foto: Dok.pribadi |
Donat...donat...donat...salah satu cemilan favorit. Entah sejak kapan jadi sukaa banget sama kue bulat yang bolong di tengahnya ini (ya, walaupun sekarang banyak juga yang gak bolong). Ada banyak varian topping dan isi dari donat. Paling favorit sih yang topping gula putih halus kayak salju (ciee,, emang udah pernah tahu salju??). Berbagai bakery yang jual donat hampir semua udah pernah aku jelajahi demi si "unyu-unyu" montok ini. Tapi, ujung-ujungnya donat kampung juga pilihannya.
Donat kampung ini ukurannya lebih besar dari telapak tanganku. Empuk, gak terlalu banyak minyak, dan gak bikin eneg. Biasanya beli di mbak-mbak yang suka keliling sekitar rumah. Lumayan sering juga belinya, ya walaupun gak setiap hari juga (tekor juga. hihihi). Yang paling bikin seneng ini donat dijual murmer banget, 1.000 rupiah saja/ per biji. Waow banget kan,,, gak heran kalo banyak yang suka dan antri nungguin si mbaknya. Kadang sampai rumah udah habis, so gagal lah upaya membeli donat hari itu.
Beruntung banget, hari ini tanpa diminta kakakku tersayang udah siap sedia beliin aku donat kesukaan. Lima biji, yang tanpa sungkan langsung kulahap (nggak langsung habis sih, soalnya keburu udah sarapan tadi pagi).
Sebenarnya donat ada filosofinya juga lho. Ah, kalau ini sih karangan aku sendiri. Sambil menikmati tiap gigitan donat, tiba-tiba tercetus pemikiran ini.
1. Bentuk
Bentuk donat yang bulat bisa diartikan sebagai kehidupan yang terus aja berjalan gak ada putusnya. Sejauh apapun kita pergi, pasti ujung-ujungnya balik lagi ke tempat asal. Dari Allah (kelahiran) dan kembali ke Allah (kematian). Adanya lubang di tengahnya, seolah mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dalam bertindak. Agar tidak jatuh ke lubang yang salah.
2. Warna-warni topping
Berarti warna-warni kehidupan dunia. Seperti gula halus yang menjadi favoritku, yang akan membuat aku senang ketika memakannya. Tapi, ada kalanya kita dapat topping coklat yang terlihat manis namun ternyata pahit saat dimakan. Ada juga yang membuat sedih. Apa itu? Saat kita kehabisan donat kesukaan (haha,, abaikan).
3. Harga
Anggap saja kisaran harga donat sekarang Rp 1.000-10.000. Kalau ada donat yang harganya melebihi itu, berarti jelas banget tuh penjual kapitalis banget. Hanya memikirkan keuntungan. Nah, apa hubungannya harga donat dengan filosofi. Jadi, gini singkat aja kalau kita mau donat yang enak dan empuk pasti harganya juga gak murah. Sama kayak hidup kita, kalau mau hidup enak, pasti ada harga yang harus dibayar. Entah pengorbanan waktu ataupun pengerahan seluruh kemampuan yang kita punya. Ada harga ada kualitas.
Tapi gak selalu begitu juga, buktinya ada donat yang harganya seribu tapi tetap enak. Nah, disini artinya kita harus bersyukur atas apa yang sudah kita punya. Menjadi pribadi yang rendah hati, tanpa harus iri dengan kehidupan orang lain yang mungkin kita pandang lebih baik dari kita.
So, kamu mau donat yang seperti apa? Kalau saya menikmati saja yang sudah ada. Hmmm,,, yummy,,,, :) :)
So, kamu mau donat yang seperti apa? Kalau saya menikmati saja yang sudah ada. Hmmm,,, yummy,,,, :) :)
Wahahahhaha, mau saingan sama Filosofi Kopi nih :D
BalasHapushahaha,,, kan lagi musim tuh :D
BalasHapusSetujuuuuu, donat itu sederhana, enak dan bikin seneng pas makannya ( apalagi waktu laper terus gratis pula hihihihi )
BalasHapusiya banget...
Hapusmakasih udah baca :)