Minggu, 28 Juni 2015

HOME SWEET HOME

Bersyukur, pagi ini masih bisa menghirup udara yang diberikan Allah dengan amat sangat melimpah. Alhamdulillah...

5 hari menemani mama tersayang di rumah sakit, membuat saya menjadi lebih bersyukur atas nikmat Allah yang satu ini. Kesehatan.

Kesehatan membuat kita bisa beribadah lebih baik, terlebih di Bulan Ramadan ini. Kesehatan membuat kita bisa mencapai keinginan dan cita-cita. Kesehatan membuat kita bisa bersilaturahmi dengan keluarga dan orang-orang terkasih. Lebih dari itu, menjaga kesehatan menjadi bukti rasa syukur pada Yang Maha Kuasa.

Di awal Ramadan tahun ini, tak pernah terlintas dalam pikiran saya akan menjalani puasa di rumah sakit. Karena melihat seluruh keluarga dalam kondisi sehat dan lengkap tak kurang satu apapun. Terutama eyang yang selalu bersemangat menjalankan puasa dan tarawih seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tapi, rupanya saya terlalu pede. Justru, orang yang paling dekat dengan saya, yang hobinya mengingatkan tentang menjaga kesehatan, yang paling care pada keluarga harus menyerah pada Gastritis. Mama.

Mama mengalami panas tinggi dan muntah-muntah selama 4 hari berturut-turut. Hingga akhirnya "dipaksa" opname di rumah sakit oleh dokter yang memeriksa. 

Selama mama dirawat, saya dan keluarga yang lain bergantian menjaga. Saya dan mas In kebagian shift malam. Mulai dari sore hingga pagi hari, kami menjaga mama. Menyuapi mama, menjaga pola pikirnya agar tidak stress, dan memandikan juga.

Berbagai pikiran berkecamuk dalam diri saya. Rasanya ingin menangis melihat kondisi mama. Betapa kuatnya saya mencoba menahan tetesan airmata itu, pada akhirnya saya tak terbendung. Saya sempat menangis di depan mama. Sekali. Karena setelah itu, otak saya menyuruh untuk berhenti agar tak membebani mama. Apalagi mama sempat emosi tinggi saat dirinya merasa pusing dan badan terasa amat gerah. Tidak dapat tidur dengan nyenyak. Semoga sakit ini bisa menjadi jalan dihapuskannya dosa-dosa mama (aamiin...).

Jangan bayangkan saya bisa tertidur nyenyak di samping mama. Berkali-kali saya harus terbangun saat mendengar suara, sekecil apapun itu. Berkali-kali pula saya mengintip laju jam agar waktu cepat berlalu. Namun apa daya, waktu seolah enggan bersekutu, lambaaattt sekali rasanya. Sholat, sahur, dan berbuka saya lakukan di ruangan mama. Saat merasa lelah, saya usahakan membaca buku agar pikiran menjadi tenang atau berjalan-jalan ke depan lobi rumah sakit bahkan hingga mengelilingi rumah sakit untuk menghirup udara segar.

Alhamdulillah, Allah telah mendengar doa kami untuk mama. Mama diijinkan pulang. Perawatan dilanjutkan di rumah untuk mengembalikan kondisi mama seperti semula. Bagaimanapun atmosfer rumah sendiri jauuuhhh lebih baik dari di rumah sakit. Hehe...

Bersyukur bisa kembali tinggal di rumah kami yang nyaman. Tidur di kasur yang hangat. Serta bisa kembali memeluk pipiyo, boneka kesayangan, yang harus ditinggal di rumah sementara waktu. Haha...

28 Juni 2015 (11 Ramadan 1436 H)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar