Selasa, 28 April 2015

SURAT CINTA UNTUK BAPAK


Foto: dok. pribadi
Dear bapak tersayang,
Hari ini, 28 April 2015. Genap sudah usiamu yang ke-57. Tak ada kata yang dapat mewakili pertama kali, selain ucapan syukur Alhamdulillah pada yang Maha Cinta, Allah SWT. Alhamdulillah, atas keberkahan umur yang diberikan padamu, atas kesehatan yang dilimpahkan kepadamu, serta semua hal baik yang senantiasa mengiringi perjalanmu...

Bapak, lelaki pertama yang kucintai,
Terima kasih banyak atas segala hal yang telah engkau ajarkan kepadaku. Terima kasih atas nilai-nilai luhur yang kau tanamkan kepadaku. Terima kasih atas segala ilmu kehidupan yang kau ajarkan. Terima kasih atas nasehat super berharga yang engkau berikan. Terima kasih atas bimbingan, cinta, kasih, perhatian sempurna yang engkau limpahkan pada kami. Terima kasih atas kesabaran dan penjagaanmu yang luar biasa. Terima kasih, terima kasih, terima kasih, sudah menjadi bapak terbaik bagi kami.

Jumat, 24 April 2015

KISAHKU BERBAGI ILMU

 
Foto: www.firmadani.com
Dari kecil memang gak pernah punya keinginan untuk jadi seorang guru. Soalnya mama dan bapak sudah menjadi seorang guru. Saya berfikir bahwa hidup saya akan monoton jika ikut menjadi seorang guru. Sampai akhirnya saat SMA, saya menemukan "bakat" terkuat untuk menulis. Menulis apapun, cerpen, esai, termasuk tulisan-tulisan gak jelas di blog ini. Beberapa kali tulisan saya sempat dimuat di majalah dinding sekolah dan sempat pula meraih beberapa penghargaan mulai tingkat kota hingga Jawa-Bali.

Hal itulah yang membuat saya dengan sangat yakin memilih Jurusan Ilmu Komunikasi saat kuliah. Singkatnya, saya berfikir dengan menjadi seorang reporter, bakat menulis saya akan memperoleh wadah yang terbaik untuk semakin berkembang. Tak hanya secara teori kuliah, saya juga berkesempatan magang di koran kampus tempat saya kuliah. Dua tahun saya bergelut dengan dunia jurnalistik hingga lulus kuliah. Berbagai macam tulisan yang sudah saya hasilkan bersama tim. Mulai dari features, depth in news, straight news, hingga publikasi hasil-hasil IPTEK. Saya juga berkesempatan menulis dua buku bersama teman-teman kuliah.

Berbagai macam ilmu yang saya dapatkan mulai kecil hingga kuliah, membuat keinginan saya untuk berbagi ilmu tumbuh besar. Hal itu didasari dari sebuah hadist yang isinya kurang lebih: "Saat seseorang meninggal, terputuslah semua amalannya, kecuali 3 hal. Amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh". Karena itulah dengan berbagi ilmu, saya ingin bermanfaat bagi banyak orang.

Jumat, 17 April 2015

EYANG KITA SEMUA (PART4)

 
Foto: Eyang Tersayang (Dok.Pribadi)

Rasanya gak akan ada habisnya kalau cerita tentang eyang. Banyak hal positif yang bisa diambil dari kegiatan eyang sehari-hari.

Pagi kemarin, walaupun sedang puasa sunnah kamis, eyang masih bisa dengan asyiknya berkebun. Menata dan merawat tanaman kesayangannya di taman kecil depan rumah. Membongkar tanaman, mencampur tanah dengan pupuk agar gembur lagi, menanam tanaman dalam pot, hingga menyiraminya.

Lagi-lagi, saya hanya melihat dari teras rumah. Karena eyang memang gak suka dibantu, kecuali ada yang harus ditolong.

Selasa, 14 April 2015

FILOSOFI DONAT

Foto: Dok.pribadi

Donat...donat...donat...salah satu cemilan favorit. Entah sejak kapan jadi sukaa banget sama kue bulat yang bolong di tengahnya ini (ya, walaupun sekarang banyak juga yang gak bolong). Ada banyak varian topping dan isi dari donat. Paling favorit sih yang topping gula putih halus kayak salju (ciee,, emang udah pernah tahu salju??). Berbagai bakery yang jual donat hampir semua udah pernah aku jelajahi demi si "unyu-unyu" montok ini. Tapi, ujung-ujungnya donat kampung juga pilihannya. 

Senin, 13 April 2015

SERENDIPITY


"Permisi mbak, jual ........"
"Oh, maaf mas gak ada," jawabku.
Aku pun segera berlalu dari depan etalase. Namun, tak disangka, kamu masih berdiri di tempatmu. Aku pun beranjak menghampirimu lagi.
"Ada apa lagi ya, mas?"
"Eh, kalau ini berapa harganya?
"Harganya sekian, mas," ujarku.
"Oh, okelah nanti kalau saya mau pulang. Saya ambil disini."

Minggu, 05 April 2015

MEMILIH SEKOLAH TERBAIK UNTUK ANAK




"Alhamdulillah, sekolah berbasis islami masih banyak peminat". Kurang lebih itulah isi status facebook mas Alex, kakak sepupu saya, Minggu (5/4) sekitar pukul 6 pagi. Saat itu dia sedang antri panjang untuk mendaftarkan putri tunggalnya, Aime, di MIN 1 Malang. Padahal gerbang sekolah baru dibuka jam 07.00 WIB.

Hal itu menjadi menjadi bukti bahwa sekolah negeri tidak kalah kualitas dari sekolah swasta. Apalagi sekelas MIN 1 Malang yang porsi pendidikan Islami-nya lebih banyak dari sekolah biasa. Ditunjang dengan berbagai fasilitas yang bagus, pendidikan anak secara akademik maupun spiritual pastilah lebih terjamin.


Pilihan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang berkualitas, tentunya dengan berbagai alasan. Diantaranya, keinginan dari sang anak (seperti Aime), meningkatkan kecerdasan anak, gengsi antar orangtua, dan lainnya.

Sabtu, 04 April 2015

WANITA DAN KARIR

Sebenarnya sepenting apa sih karir bagi seorang wanita? Terkadang, saya sering mendapat pertanyaan begitu dari orang-orang di sekeliling saya. Jujur, saya juga nggak tahu jawabannya. Bisa penting, bisa juga nggak. Tergantung orangnya masing-masing sih.

Kalau saya sendiri, nggak terlalu pengen jadi wanita karir. Okelah, saat masih single tentu keinginan berkarir secara profesional, sesuai dengan kemampuan dan ijazah yang dimiliki, pasti ada. Nah, saat kita sudah menikah terus punya anak gimana dong?

Pengalaman temen-temen saya sih, kebanyakan mereka berhenti bekerja setelah menikah dan punya anak. Mereka rela jadi ibu rumah tangga atau beralih menjadi bussiness woman, yang jam kerjanya lebih flexibel. Jadi, rumah tangga oke, karir juga oke.

Sementara saya lebih milih jadi ibu rumah tangga ketika menikah nanti. Tapi juga tetep pengen punya penghasilan sendiri, jadi nggak tergantung sepenuhnya sama suami. Nah lho, gimana tuh?
Caranya, ya jadi bussiness woman gitu. Punya usaha sendiri di rumah. Bisa berdagang (seperti yang saya lakukan) atau memanfaatkan ketrampilan yang kita punya. Contohnya: menjahit, bikin kue, atau memberi tambahan pelajaran (les) anak-anak di sekitar rumah (saya banget ini). Hehehe...